Minggu, 16 Januari 2011

JUDUL YANG BAIK

Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variable yang akan dibahas. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai membuat tema sehingga judul bisa cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya. Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.

Syarat judul yang baik

  • harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
  • judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
  • harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
  • tidak provokatif.


 

TOPIK

Topik merupakan masalah yang akan dikemukakan. Topik biasanya dianggap sama dengan judul karena bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulis. Pada suatu karangan jika topik telah ditetapkan maka berikutnya adalah penetuan tema. Tema adalah sebuah topik yang sudah mengandung tujuan. Bila suatu topik yang sama dipilih tetapi dengan maksut yang berbeda maka tema yang dihasilkan juga berbeda. Topik merupakan jawaban atas pertanyaan. Ciri dari topik adalah permasalahan yang belum terurai dan bersifat umum.

Syarat topik yang baik ditinjau dari 2 segi yaitu :

Topik yang baik bagi penulis yaitu berbasis pada kompetensi penulis, yaitu :

  • Topik yang menarik.
  • Topik dikuasai oleh penulis.
  • Topik yang bermanfaat.

Topik yang baik bagi pembaca yaitu mengembangkan kompetensi pembacanya, yaitu :

  • Menarik untuk dibaca.
  • Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik dan profesi.
  • Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang dibutuhkan, dan sebagainya.

Topik dibatasi menurut :

  • Tempat.
  • Waktu/periode/jaman.
  • Hubungan sebab akibat.
  • Pembagian bidang kehidupan.
  • Aspek khusus-umum.
  • Objek material dan objek formal.

KERANGKA KARANGAN

Kerangka karangan adalah garis besar sebuah karangan tingkat kepentingan atau pokok masalah yang dibicarakan sebagai pedoman pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan. Kerangka karangan dapat berupa topik. Kerangka karangan berfungsi untuk:

  • Patokan bagi penulis untuk menguraikan karangan secara sistematis dan memberikan gambaran umun tentang inti yang akan dibahas dalam karangan.
  • Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
  • Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.
  • Memudahkan penulis mencari materi pembantu.

Macam-macam pola kerangka karangan :

Alamiah

Pola alamiah adalah sesuai dengan keadaan yang nyata dialam. Pola alamiah dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

  • Urutan ruang.
  • Urutan waktu.
  • Urutan topik.

Logis

Pola logis berdasarkan urutan :

  • Klimaks – anti klimaks.
  • umum – khusus.
  • Sebab – akibat.
  • Proses.

DIKSI

Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Diksi digambarkan juga sebagai kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi.

Diksi berhubungan juga dengan kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi), kelebihan makna (redundansi) dan sebagainya.

RAGAM BAHASA

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian.

Jenis ragam bahasa

Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:

  • Ragam bahasa undang-undang
  • Ragam bahasa jurnalistik
  • Ragam bahasa ilmiah
  • Ragam bahasa sastra

Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:

-Ragam lisan yang antara lain meliputi:

Ragam bahasa cakapan

Ragam bahasa pidato

Ragam bahasa kuliah

Ragam bahasa panggung


 

-Ragam tulis yang antara lain meliputi:

Ragam bahasa teknis

Ragam bahasa undang-undang

Ragam bahasa catatan

Ragam bahasa surat

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia baik secara lisan atau tertulis. Bahasa tidak berhubungan dengan nilai sosial dan status. Bahasa tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Karena itu bahasa mempunyai kedudukan dan fungsi.

-
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Bahasa Indonesai dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tanggal 28 Oktober 1928, dimana tercetusnya sumpah pemuda. Pada butir ke 3 yg berbunyi "Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia" disebut sebagai suatu yang sangat luar biasa karena bahasa daerah tidak dapat digunakan untuk berkomunikasi antar suku dan tiap suku mempunyai bahasa sendiri-sendiri.

- Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi

Bahasa Indonesia secara resmi digunakan sejak sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Bersamaan dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, diangkat pulalah bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara. Dalam "Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional" yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai

(1) bahasa resmi kenegaraan,

(2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,

(3) bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan

(4) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.

Keempat fungsi itu harus dilaksanakan, sebab minimal empat fungsi itulah memang sebagai ciri penanda bahwa suatu bahasa dapat dikatakan berkedudukan sebagai bahasa negara.

Selasa, 11 Januari 2011

Kutipan

Pada saat membuat suatu karay ilmiah atau penulisan ilmiah harus terdapat satu atau lebih kutipan, dimana kutipan ini menyatakan sebagai sumber dari karay ilmiah ini dibuat atau dicari materinya. Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak/belum menjadi pengetahuan umum,hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak/belum menjadi pendapat umum.jadi,pendapat pribadi tidk perlu dimasukkan sebagai kutipan. Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya.Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepadaorang yang pendapatnya dikutip,dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.Cara penyebutan kutioan ada 2 cara,yaitu system catatan kaki dan sistem catatan langsung ( catatan perut ).Kita harus memilih salah satu dan harus konsisten.




Tujuan dari membuat kutipan adalah sebagai :

a. landasan teori

b. penguat pendapat penulis

c. penjelasan suatu uraian

d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu



Kutipan terbagi menjadi 2 jenis yaitu, kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

1.Kutipan Langsung

Yang pertama akan dibahas adalah kutipan langsung. Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.

Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ].

2. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )

Yang kedua adalah kutipan tidak langsung. Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ).

Fungsi membuat Kutipan:

Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan estetika penulisan.Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.

2) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.

3) Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.

4) Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.

5) Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.

6) Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.

7) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.

Daftar Pustaka

Dalam sebuah karay ilmiah harus terdapat daftar pustaka yang mengisikan tentang berdasarkan sumber dari mana penulisan ilmiah itu dibuat. Cara penulisan daftar pustaka:

- penulisan daftar pustaka yang banyak harus berurutan penulisannya.

- Nama dari sumber yang diambil sebagai daftar putaka ditulis berdasarkan urutan Abjad dari nama masing-masing tersebut, dimulai dengan Abjad A-Z itulah urutan penulisan daftar pustaka yang baik yaitu sesuai dengan urutan nama-namanya



ADA CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA, yang lain yaitu :



1. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet, pertama; tulis nama, kedua; tulis tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung setelah itu beri tanda titik, ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri tanda titik lagi, keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma, kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok. Seperti contoh dibawah ini:



Bagus, S. (1998). Belajar komputer. Jakarta: Erlangga.



2. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama; penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik). Seperti contoh dibawah ini:



Depdiknas. (2005). Berbahasa Indonesia . Jakarta: Dirjen



Manajemen Dikdasmen, Dirpom Tk dan SD, BNSP.



Pinandito, (2008). Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Hadi Cipta.



Hollands Roy, (1983). Kamus Matematika Departement of Mathematics Dundee Colloge of Education. Jakarta: Erlangga



3. Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama. Pertama tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai, Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ ( )] setelah itu beri (tanda titik). Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok. keempat; yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok. Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka. Nah ini contohnya Seperti dibawah ini:



Bagus, P. et al. (2008). Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga



Suganda, D. (2002). Metodologi Penelitian Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.



Suherman, E. et al (2001). Common Textbook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jica UPI